Jakarta, Metroheadline.net – Pengurus Harian Bamus Betawi, Dr. Hj. Aida Maqbulah berpendapat bahwa masyarakat Betawi perlu memiliki nilai-nilai keislaman yang kuat supaya masyarakat Betawi punya ciri khas.
Namun demikian, kata Aida, walaupun memiliki ciri keislaman yang kuat tetapi tidak tertinggal ditengah era globalisasi saat ini. “Agar tidak tertinggal dari era globalisasi, pelestarian dan penguatan budaya dan pola pikir harus dilakukan,” ujar Aida, Rabu (17/9/2025), dalam acara diskusi politik kebangsaan di Jakarta Pusat.
Menurutnya, politik kebangsaan ini sangat penting karena Betawi ke depan diharapkan bisa menguasai sepenuhnya kota Jakarta. Oleh sebab itu, sebagai generasi Bamus Betawi perlu membangun kekuatan yang bisa memajukan Betawi ke depan.
Kegiatan diskusi politik kebangsaan menghadirkan pembicara dalam acara tersebut yaitu Dr. Hj. Aida Maqbulah (Pengurus Harian Bamus Betawi), Eliazer H, SE, MM (Plt. Kabid Politik & Demokrasi Bakesbangpol DKI Jakarta), dan H. Syarif Hidayatullah S.Ip (Sekretariat Majelis Tinggi Bamus Betawi).
“Melalui dialog politik kebangsaan ini diharapkan bisa mengokohkan kembali semangat kebangsaan dan persaudaraan. Sebagai masyarakat Betawi yang memiliki identitas yang mulia, saya berharap dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” ujar Ketua Umum Bamus Betawi, H. Riano P. Ahmad saat membuka acara dialog, Rabu (17/9/2025).
Sekretariat Majelis Tinggi Bamus Betawi, H. Syarif Hidayatullah SIP meminta kepada masyarakat Betawi supaya menyatukan suara untuk menyampaikan pandangan politik ke depan.
“Kita sebagai masyarakat Betawi diharapkan menjadi pelaku sejarah terhadap perubahan-perubahan,” imbuhnya.
Sementara itu, menyebut bahwa UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mewajibkan Pemerintah untuk menjaga keamanan, ketertiban, kelayakan, dan kewajaran hidup masyarakat. Demikian halnya dalam mengelola organisasi kemasyarakatan, Kesbangpol mempunyai payung hukum.
“Perlu difahami bahwa ormas diperbolehkan berpolitik tetapi bukan berpolitik praktis. Ormas berpolitik yang bersifat pendidikan politik seperti mengajak masyarakat menyukseskan pemilu dan lainnya,” ungkapnya. (**)