Jakarta, Metroheadline.net – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DKI Jakarta memandang bahwa wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada H. M. Soeharto perlu disikapi secara bijak, kritis, dan proporsional. Bagi kami, setiap pembahasan mengenai figur sejarah bangsa harus ditempatkan dalam konteks yang utuh, tidak semata berdasarkan pandangan emosional atau kepentingan politik jangka pendek.
Soeharto adalah sosok yang memiliki peran besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Selama masa pemerintahannya, Indonesia mengalami berbagai kemajuan di bidang ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan stabilitas politik nasional. Namun, di sisi lain, periode tersebut juga tidak lepas dari catatan kelam pelanggaran hak asasi manusia, pembatasan kebebasan politik, serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang meninggalkan luka sejarah mendalam bagi sebagian rakyat Indonesia.
Sejarah adalah ruang belajar — bukan ruang untuk mengultuskan atau mengutuk. Oleh karena itu, kami menilai bahwa proses penilaian terhadap Soeharto harus dilakukan melalui kajian hati nurani yang mendalam, dikaitkan dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk melihat Soeharto sebagai bagian dari perjalanan bangsa yang holistik dan Komprehensif. sosok dengan jasa besar sekaligus sisi gelap kekuasaan yang perlu dikritisi. Dengan cara itu, kita bisa belajar untuk menghargai masa lalu tanpa kehilangan kemampuan berpikir kritis terhadap nilai keadilan dan demokrasi. Ucap Ulil Ketua PKC PMII DKJ
PMII DKI Jakarta menegaskan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional merupakan suri tauladan dan sosk bapak bangsa. Sehingga bangsa ini mampu menafsirkan sejarah secara jujur. (DBS)









