Jawa Timur, Metroheadline.net – Tenaga ahli DPR RI, Sam’ani Kurniawan mengatakan, Pemerintah bersama dengan Kemendukbangga (BKKBN) berharap agar program-program yang telah dicanangkan dapat lebih menyasar kepada masyarakat langsung dan dapat dimaksimalkan. Hal tersebut disampaikan Sam’ani dalam acara sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Senin (25/8/2025), di Gedung Serbaguna MWC NU Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Hadir dalam acara tersebut Sam’ani Kurniawan, S.KM., M.KM (Tenaga Ahli Anggota DPR RI M.Yahya Zaini, SH), Taufik Daryanto, S.Psi, M.Sc (Katimja Humas dan Informasi Publik Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Jawa Timur), Sugeng Nuryadi, S.IP., MM (Kepala Dinas P2KBP2 Kab. Mojokerto).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan program-program Pemerintah agar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat. Tanpa adanya dukungan dan peran serta masyarakat, tidak ada satupun program yang akan berjalan dengan optimal. Oleh karena itu mohon untuk didengarkan dengan baik disimak dengan seksama agar dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar,” ujarnya.
Dalam program Bangga Kencana, lanjutnya, jumlah anak dibatasi hanya 2 anak saja. Menurutnya, anak merupakan calon penerus dan calon pemimpin dari bangsa ini sesuai yang telah dicita-citakan pada tahun 2045 yaitu Indonesia Emas sudah selevel dengan negara maju.
“Untuk mencapai tujuan tersebut salah satunya harus memiliki SDM yang sehat dan produktif, sehingga Pemerintah perlu mengurusi masalah penduduk untuk mencegah Stunting, karena akan berefek pada tumbuh kembang anak,” imbuhnya.
Katimja Humas dan Informasi Publik Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Jawa Timur, Taufik Daryanto, S.Psi, M.Sc memaparkan bahwa untuk mewujudkan keluarga bahagia, Kemendukbangga bukan hanya menyediakan kontrasepsi tetapi juga pembangunan keluarga.
“Permasalahan HP menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan keluarga saat ini, sehingga anak remaja harus diawasi karena dikhawatirkan akan terjerumus misalnya dalam judi online, pinjol dan lainnya,” imbuhnya.
“Tantangan lainnya dalam pembangunan keluarga yaitu soal stunting atau kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kurang gizi kronis yang berakibat pada penurunan kecerdasan serta adanya infeksi berulang,” tambahnya.
Kepala Dinas PPKBPP Kab. Mojokerto, Sugeng Nuryadi, S.IP., MM menjelaskan, masyarakat Kabupaten Mojokerto yang ingin menikah sedang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sebelumnya, banyak anak remaja usia 13-15 tahun yang ingin menikah padahal emosinya belum stabil.
“Faktor yang mendorong pernikahan dini adalah karena faktor ekonomi, pendidikan, orang tua dan lainnya. Bagi bapak dan ibu yang tidak ingin mempunyai anak lagi, anaknya sudah dua atau lebih dan berusia di atas 35 tahun silahkan ber-KB gratis,” ungkapnya. (DBS)