JAKARTA, METROHEADLINE.NET – Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Puncak Jaya yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Puncak Jaya (IPMAPUJA) se-Jawa Bali menggelar aksi damai di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI, Senin (10/3). Aksi ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap konflik yang berkepanjangan di Puncak Jaya, Papua Tengah, akibat rivalitas politik dalam pemilihan bupati dan wakil bupati.
Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menyampaikan tuntutan mereka kepada pemerintah dan aparat keamanan agar segera mengambil langkah tegas dalam meredam konflik yang terjadi di daerah mereka. Ketua IPMAPUJA se-Jawa Bali, Emison Wonda, menegaskan bahwa perang antarpendukung calon bupati tidak boleh dibiarkan berlanjut karena telah menimbulkan banyak korban jiwa.
Menyerukan Perdamaian dan Stabilitas di Puncak Jaya
Dalam wawancara dengan awak media, Emison Wonda menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kampung halaman mereka. Ia menyoroti konflik yang terjadi di Puncak Jaya setelah pemilihan kepala daerah pada 7 November 2024.
“Kami berkumpul di sini untuk menyampaikan aspirasi kami sebagai mahasiswa yang prihatin dengan situasi konflik di daerah kami, Puncak Jaya. Sejak pemilihan kepala daerah, telah terjadi perang antarpendukung calon bupati nomor 01 dan 02. Sejauh ini, tercatat sembilan korban jiwa dari satu pihak, sementara dari pihak lain mencapai 182 orang. Kami menegaskan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang,” ujar Emison.
Lebih lanjut, ia meminta aparat keamanan, khususnya Kapolda Papua Tengah dan pemerintah daerah, untuk lebih aktif dalam mengamankan situasi di Puncak Jaya. Mahasiswa juga mendesak kedua pasangan calon (paslon) yang bersaing dalam Pilkada untuk kembali ke daerah dan memberikan pemahaman kepada pendukungnya agar menghentikan konflik yang sedang berlangsung.
“Kami meminta kedua calon bupati dan tim sukses mereka untuk segera kembali ke Puncak Jaya dan menyerukan perdamaian kepada para pendukungnya. Perang ini harus dihentikan agar masyarakat dapat kembali hidup dalam ketenangan dan pembangunan di daerah kami bisa berjalan dengan damai,” tambahnya.
Aksi Damai Berjalan Tertib
Aksi yang digelar di depan Kantor Kemendagri RI ini berlangsung damai dan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Mahasiswa dari berbagai koordinator wilayah (korwil) menyampaikan orasi mereka secara bergantian, menyerukan perdamaian dan persatuan bagi masyarakat Puncak Jaya.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga membacakan pernyataan sikap yang berisi desakan kepada pemerintah dan aparat keamanan agar segera mengambil tindakan konkret untuk menghentikan konflik. Mereka menilai bahwa pemerintah daerah dan aparat keamanan kurang tanggap dalam menangani situasi ini.
Tuntutan Mahasiswa IPMAPUJA
Berikut adalah beberapa poin utama yang disampaikan dalam pernyataan sikap mahasiswa IPMAPUJA se-Jawa Bali:
- Mendesak pemerintah daerah dan aparat keamanan (TNI/Polri) untuk segera membawa kedua calon bupati beserta tim relawan mereka kembali ke Puncak Jaya dan mengamankan situasi sebelum 12 Maret 2025.
- Meminta pemerintah daerah untuk segera mengevakuasi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu dan anak-anak yang mengungsi akibat konflik.
- Menuntut Kapolri dan Kapolda Papua Tengah untuk menambah personel keamanan di Puncak Jaya serta menangkap para pimpinan kelompok bersenjata yang terlibat dalam konflik.
- Mendesak pencopotan Kapolres Puncak Jaya yang dinilai tidak mampu mengendalikan situasi dan gagal melindungi masyarakat.
- Meminta tim relawan kedua calon bupati untuk berhenti memprovokasi masyarakat dan menyebarkan isu yang memperkeruh keadaan.
- Menuntut pemerintah dan aparat keamanan untuk segera melakukan patroli dan menyita senjata dari kedua kubu yang terlibat konflik.
- Mendesak kedua calon bupati dan tim sukses mereka untuk secara terbuka menyerukan kepada para pendukungnya agar menghentikan perang dan mengedepankan perdamaian.
Dalam penutup pernyataan sikapnya, Emison Wonda menegaskan bahwa mahasiswa Puncak Jaya yang tergabung dalam IPMAPUJA siap menjadi bagian dari solusi perdamaian. Mereka berharap pemerintah dan seluruh elemen masyarakat bisa bersatu dalam membangun kembali Puncak Jaya yang aman, damai, dan sejahtera.
“Kami berharap semua pihak mendengarkan tuntutan kami demi kebaikan bersama. Mari kita jaga keamanan dan perdamaian di Puncak Jaya. Perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, tetapi kekerasan bukanlah solusinya,” tutupnya.
Aksi damai ini diakhiri dengan doa bersama dan yel-yel persatuan dari para mahasiswa yang hadir. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal isu ini hingga ada langkah nyata dari pemerintah dan aparat keamanan dalam menyelesaikan konflik di Puncak Jaya.