Daerah

Cegah Stunting, Masyarakat Desa Gaprang Dihimbau Jaga Kualitas Keluarga

×

Cegah Stunting, Masyarakat Desa Gaprang Dihimbau Jaga Kualitas Keluarga

Share this article

Blitar, Metroheadline.net – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama DPR RI menggelar sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana, Sabtu (12/7/2025), di Gedung Serbaguna Desa Gaprang, Dusun Gaprang I RT 001 RW 006, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar.

Dalam pemaparannya, Katimja Humas dan Informasi Publik Kemendukbangga Jawa Timur, Taufik Daryanto, S.Psi., M.Sc mengatakan, Program bangga kencana dilakukan dengan tujuan menghasilkan keluarga kecil berkualitas dan bahagia.

“Saat ini di Jawa Timur, kelahiran anak perperempuan sebesar 1.97 (TFR). Jawa Timur sudah sukses mencapai keluarga kecil, namun apakah sudah mencapai sejahtera? Maka hal ini yang perlu kita perjuangkan,” ujar Taufik.

Hari ini, kata Taufik, permasalahan di Jawa Timur adalah bagaimana menghasilkan keluarga yang berkualitas. Kita perlu mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Data menujukkan lebih dari 50% mereka yang menikah akibat kehamilan tidak diinginkan memiliki potensi cerai 4 tahun setelahnya.

“Perkembangan teknologi dan informasi memungkinkan kejadian KTD akan semakin meningkat. Kita perlu melakukan intervensi dalam hal ini. Awasi anak-anak kita, perhatikan apa yang diakses, dibeli, hingga hal-hal lainnya,” kata Taufik.

Berkaitan dengan KB, lanjut Taufik, hanya ada satu yang masih kurang saat ini di Jawa Timur, yaitu kesertaan KB pria. Perempuan sudah sudah payah mulai dari menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui. Oleh karena itu, diharapkan kedepannya perlu ada kesertaan KB pria yang tentunya berjalan seiring dengan kesetaraan gender.

Pembina Utama Muda DPPKBP3A Kabupaten Blitar, Drs. Mikhael Hankam Indoro, M.Si menjelaskan, Dinas P3APPKB bertugas untuk menjaga agar seluruh program dapat terlaksana dengan baik. Kondisi saat ini desa Gaprang tidak ada stunting namun, di kabupaten masih ada stunting 17,8%.

“Kita perlu jaga desa Gaprang supaya terus tidak ada stunting. Dari data kami, menikah dini (dibawah 19 tahun) di kab. Blitar masih tinggi. 2023 kemarin ada permintaan 203 pengajuan nikah dini, tahun 2024 turun menjadi 127. Mudah-mudahan 2025 bisa menurun namun sampai saat ini sudah 50 yang mengajukan. Anak jika menghasilkan anak maka akan menjadi keluarga yang kekanak-kanakan. Mengasuh yang kanak-kanan,” jelasnya.

Dalam acara tersebut, ia mengajak meningkatkan kualitas hidup dilingkungan masing-masing. Masalah gizi, ia berharap yang memiliki remaja baik laki-laki maupun perempuan perlu dijaga. Terkait kesehatan emosional, ia meminta anak-anak perlu dilatih kesehatan emosionalnya. Hadirnya Program GATI (Gerakan ayah teladan Indonesia), bukan hanya peran ibu tapi perlu peran ayah untuk menjaga emosional anak.

“Jika ada masalah yang terjadi dalam keluarga, membutuhkan konsultasi, edukasi, kantor kami terbuka untuk hal tersebut. Terakhir, dalam rangka harganas, akan dilaksanakan MOW dan MOP pada 26 Juli, jika ingin mendapatkan pelayanan, silahkan bisa menghubungi petugas,” imbuhnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Anggota DPR RI M. Yahya Zaini, SH, Nurhadi, S.Pd., M.H menuturkan bahwa tujuan diadakannya acara sosialisasi ini adalah mendapatkan ilmu terkait program bangga kencana (pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana). Terdapat dua pilihan untuk masa depan yang lebih baik, memilih untuk merencanakan atau tidak merencanakan (hamil tidak diinginkan). Mana yang lebih memiliki peluang mencapai keluarga yang bahagia dan sejahtera?

“Ini yang menjadi esensi dari program, kita mau setiap remaja merencanakan pernikahannya sehingga menghasilkan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Kita tau remaja masih dalam proses pertumbuhan (tinggi masih bertambah) artinya mereka belum siap untuk menikah. Kalau dipaksa menikah, maka inilah yang berpotensi untuk terjadinya stunting. Kalau stunting tidak terselamatkan di 2 tahun pertama maka akan berdampak pada fisik maupun intelektual anak. Maka dari itu, stunting yang rendah merupakan menjadi indikator kesejahteraan kabupaten. Kita perlu menjaga anak-anak kita khususnya remaja-remaja kita supaya terhindar dari pergaulan bebas dan keluarga yang hamil, punya anak kecil supaya kita dukung untuk mendapatkan gizi yang baik,” pungkasnya. (DBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *